Penurunan Kemiskinan Bojonegoro Melambat

user
nugroho 18 Juli 2015, 22:51 WIB
untitled

SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia

Bojonegoro - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bojonegoro Institute (BI) mencatat, penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dalam kurun waktu delapan tahun terus melambat.

"Selama 2006-2014 presentase penduduk miskin nasional dan pemprov Jatim menurun tetapi dalam laju yang melambat," kata Direktur Utama BI, Awe Saiful Huda, saat ngobrol bareng bersama LSM dan Media dengan tema kemiskinan di ladang minyak yang dilaksanakan di Kantor BI beberapa waktu lalu.

Pria kelahiran 1986 ini mengungkapkan, meski secara komulatif dari tahun 2006-2013 lalu penurunan kemiskinan di Bojonegoro lebih cepat dari nasional dan provinsi, namun penurunan presentase penduduk miskin pertahun mulai terlihat melambat sejak tahun 2010.

Menurut Awe, dari sumber Susenas yang diolah menyebutkan, persentase indikator kemiskinan tahun 2014 di Bojonegoro tertinggi adalah sanitasi 22 %, kematian anak 5 %, kondisi atap, dinding dan lantai rumah 17 %, kualitas asupan gizi dan balita 18 %, partisipasi sekolah 1 %, sumber penerangan 20 %, melek huruf 13 %, air bersih 3 %.

“Tantangan pada umumnya, makin rendah tingkat kemiskinan makin sulit ditanggulangi karena kemiskinan yang tersisa akan cenderung kronis dan lokasi penduduk miskin cenderung tersebar,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya mendorong peran aktif dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPD) bentukan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Sebab, meski tim TKPKD sudah terbentuk, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut kegiatan sama sekali.

"Hal ini sangat disayangkan, apalagi Bojonegoro adalah daerah penghasil migas," tegas Awe.

Dia menambahkan, efektivitas TKPKD akan berpengaruh dalam laju penurunan kemiskinan di Bojonegoro. Karena semakin kuat TKPKD, makin efektif penanggulangan kemiskinan. "Kami berharap ada niat serius dalam penanggulangan kemiskinan melalui TKPKD," tandas Awe.(rien)

Kredit

Bagikan