Suarabanyuurip.com - Joko Kuncoro

Bojonegoro - Besaran sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) APBD Bojonegoro dalam kurun waktu empat tahun nilainya selalu di atas Rp 2 triliun. Fantastisnya Silpa daerah penghasil migas ini terjadi sejak dipimpin Bupati Anna Mu'awanah.

Silpa APBD Bojonegoro tahun 2018 sebesar Rp. 2,01 triliun, kemudian naik menjadi Rp. 2,2 triliun pada 2019. Silpa ini kembali naik lagi pada 2020 sejumlah Rp 2,43 triliun dan melejit menjadi Rp 2,82 triliun pada 2021.

Sementara Silpa APBD 2022 diperkirakan mencapai Rp 2,6 trilun. Namun kepastiannya masih menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Koordinator Forum Indonesia untuk Transfaransi Anggaran (FITRA) Jatim Dakelan menilai, tingginya Silpa APBD Bojonegoro yang terjadi beberapa tahun ini dikarenakan lambatnya realisasi anggaran.

"Perlu ada percepatan untuk mengantisipasi anggaran yang tidak terserap menjadi silpa," tegasnya.

Menurut Dakelan, Pemkab Bojonegoro harus melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi perangkat daerah (OPD), khususnya yang serapan rendah.

"Selain itu juga perlu adanya pemberian reward dan punishment kepada setiap OPD," tegasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bojonegoro Lasuri perkiraan Silpa 2022 sebesar Rp 2,6 triliun itu masih bisa bertambah seiring transfer dana bagi hasil (DBH) migas dari pusat.

Lasuri menjelaskan, serapan anggaran belanja APBD 2022 baru 80 persen karena sejumlah kegiatan tidak terealisasi. Dari anggaran belanja Rp 6,4 triliun hanya terserap Rp 5,2 triliun. Sehingga, masih menyisakan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun.

"Termasuk dana abadi tidak terserap 2022 sebesar Rp 500 miliar, dan dicadangkan," ungkapnya.(jk)