Wabup Tuban Penasaran Kondisi Goa Bawah Tambang

Goa di Desa Jadi

SuaraBanyuurip.comAli Imron

Tuban – Wakil Bupati Tuban, Jawa Timur, Noor Nahar Hussein, mengaku, penasaran dengan kondisi goa bawah tambang yang baru ditemukan di Dusun Krajan, Desa Jadi, Kecamatan Semanding pekan lalu. Untuk mengobati rasa penasarannya pada Selasa (7/8) besok, pihaknya berencana mengunjungi langsung goa tersebut.

“Besok saya akan lihat goa itu,” ujar Wabup Noor Nahar kepada suarabanyuurip.com, di gedung DPRD Tuban, Senin (6/8/2018).

Wabup dua periode ini, mengaku belum bisa menyebut apakah temuan goa baru ini layak dikembangkan. Apabila semua stakeholder sudah menyampaikan argumennya, baru bisa disimpulkan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban sendiri gembira, jika goa tersebut dapat dikembangkan. Dengan potensi ornamen langkanya, tentu banyak pengunjung dan mendorong roda perekonomian sekitar.

Diberitakan sebelumnya, Asosiasi Wisata Goa Indonesia (ASTAGA) yang bekerja sama dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAHIPAL) UNIROW Tuban, Jawa Timur telah memetakan goa yang berada di bawah tambang kapur tradisional tepatnya di Dusun Krajan, Desa Jadi.

Goa yang baru ditemukan pada pekan ini, berada pada titik ketinggian 97 mdpl dengan koordinat 06°56’18.3″ S 111°59’52,7″ E. Sementara pintu goa di temukan tepat di lokasi tambang masyarakat, dengan pemilik lahan Bapak Sumo Sayu.

Baca Juga :   Pemdes Socorejo Surati PT Varia Usaha Fabrikasi

Perwakikan MAHIPAL, Nafikurrohman menjelaskan, goa yang berada di Desa Jadi termasuk goa dengan air resapan yang sangat bagus. Hal ini di buktikan dengan adanya banyak genangan dan terbentuknya banyak ornamen.

“Air resapan dari permukaan ini yang menjadi salah satu penyebab bermunculanya ornament,” ujar Nafik sapaan akrabnya.

Lebih dari itu, goa ini mempunyai kedalaman vertical 6 meter dengan panjang lorong 214 meter. Masing-masing lorong mempunyai variasi keindahan ornament yang berbeda-beda. Bahkan termasuk ornament langka, yang kita temukan di daerah karst Tuban maupun karts daerah Utara Jawa.

Pada ujung goa ini, ASTAGA dan MAHIPAL juga menemukan kolaman yang belum diketahui kedalaman dan panjang kolamanya. Apabila belajar dari Goa Jati Jajar Kebumen dibalik kolaman dengan lorong yang sangat panjang, tidak menutup kemungkinan di balik kolaman ini juga di temukan lorong.

“Sebagai kelompok pemerhati goa dan lingkunganya kami mengambil langkah awal pemetaan goa dan pendataan potensi,” terangnya.

Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal memproteksi goa dan lingkunganya. Banyak potensi yang bisa kita kembangan di goa ini, dengan pengembangan/pengelolaan yang lebih strategis.

Baca Juga :   Pimpinan DPRD Tuban Sebut PT SI Kantongi Dokumen Jual Beli

Kendati demikian, hal itu tidak bisa di lakukan dari salah satu kelompok saja, tapi butuh sinergi dari berbagai lini. Baik pemerintah, masyarakat, pemerhati goa, dan stakeholder lainnya.

“Sebagai pemerhati goa akan mengembalikan kembali kepada pihak desa, maupun pemerintahan daerah atas kebijakan yang akan di ambil untuk goa ini,” tandasnya.(Aim)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *